Berbisnis di rumah menjadi pilihan banyak orang di masa pandemi ini. Selain lebih fleksibel dan hemat biaya, berbisnis di rumah juga bisa memberikan peluang untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. Namun, berbisnis di rumah juga memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal mengelola keuangan dan pajak.
Keuangan dan pajak adalah dua hal yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Keuangan berkaitan dengan pengelolaan arus kas, modal, laba, rugi, dan investasi. Sedangkan pajak berkaitan dengan kewajiban membayar pungutan negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika tidak dikelola dengan baik, keuangan dan pajak bisa menjadi sumber masalah yang mengganggu kelancaran bisnis.
Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan dan pajak saat berbisnis di rumah? Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
1. Pisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pelaku bisnis rumahan adalah mencampuradukkan keuangan bisnis dan pribadi.
Hal ini bisa menyebabkan kebingungan dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta menyulitkan dalam menghitung laba dan rugi. Selain itu, mencampur keuangan bisnis dan pribadi juga bisa menimbulkan masalah dalam melaporkan pajak.
Oleh karena itu, Anda perlu memisahkan keuangan bisnis dan pribadi dengan cara membuat rekening bank yang berbeda untuk masing-masing keperluan.
Anda juga perlu menentukan gaji atau penghasilan yang akan Anda ambil dari bisnis setiap bulannya. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mengontrol arus kas bisnis dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
2. Buat Pembukuan Keuangan yang Rapi
Pembukuan keuangan adalah catatan yang lengkap tentang semua transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis Anda. Pembukuan keuangan meliputi laporan arus kas, laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan modal.
Pembukuan keuangan sangat berguna untuk mengukur kinerja bisnis, mengevaluasi strategi, merencanakan anggaran, serta melaporkan pajak.
Untuk membuat pembukuan keuangan yang rapi, Anda perlu mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran bisnis secara detail dan akurat.
Anda juga perlu menyimpan bukti transaksi seperti faktur, nota, kwitansi, atau slip pembayaran. Selain itu, Anda perlu melakukan rekonsiliasi atau penyesuaian antara catatan keuangan dengan saldo rekening bank secara berkala.
3. Gunakan Perangkat Lunak Keuangan
Mengelola keuangan secara manual bisa sangat melelahkan dan memakan waktu. Apalagi jika Anda harus mengurus banyak hal lain dalam bisnis Anda. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pengelolaan keuangan, Anda bisa menggunakan perangkat lunak atau software keuangan yang tersedia di pasaran.
Software keuangan adalah aplikasi yang dapat membantu Anda dalam melakukan berbagai aktivitas keuangan seperti mencatat transaksi, membuat laporan keuangan, menghitung pajak, hingga mengirim faktur.
Software keuangan juga dapat memberikan fitur-fitur tambahan seperti integrasi dengan rekening bank, analisis data, prediksi arus kas, hingga pengingat pembayaran.
Beberapa contoh software keuangan yang bisa Anda gunakan adalah Jurnal, Accurate, Zahir, atau Mekari. Anda bisa memilih software keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran bisnis Anda.
4. Atur Kas Kecil dengan Baik
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk keperluan sehari-hari yang bersifat mendesak atau tidak terduga.
Misalnya, untuk membayar ongkos kirim, membeli perlengkapan kantor, atau memberi tip. Kas kecil sangat berguna untuk mengatasi kebutuhan yang tidak bisa ditunda atau tidak bisa dibayar dengan cara lain.
Namun, kas kecil juga perlu diatur dengan baik agar tidak bocor atau disalahgunakan. Anda perlu menentukan jumlah kas kecil yang cukup untuk bisnis Anda, misalnya Rp500.000 atau Rp1.000.000.
Anda juga perlu menunjuk satu orang yang bertanggung jawab untuk mengelola kas kecil tersebut. Selain itu, Anda perlu mencatat setiap penggunaan kas kecil dan menyimpan bukti transaksinya.
5. Jangan Mengabaikan Pajak
Pajak adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jika Anda berbisnis di rumah, Anda tetap harus membayar pajak sesuai dengan jenis usaha dan omzet yang Anda hasilkan. Jika Anda mengabaikan pajak, Anda bisa mendapatkan sanksi administratif seperti denda atau bunga, atau bahkan sanksi pidana seperti penjara.
Untuk membayar pajak dengan benar, Anda perlu mengetahui jenis pajak yang berlaku untuk bisnis Anda, misalnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Anda juga perlu mengetahui tarif dan cara perhitungan pajak yang sesuai dengan skema yang dipilih, misalnya Norma Penghitungan (Nop), Uang Muka (UM), atau Final. Selain itu, Anda perlu melaporkan dan membayar pajak tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Mengelola keuangan dan pajak saat berbisnis di rumah bukanlah hal yang sulit jika Anda tahu caranya. Beberapa tips yang bisa Anda lakukan adalah memisahkan keuangan bisnis dan pribadi, membuat pembukuan keuangan yang rapi, menggunakan software keuangan, mengatur kas kecil dengan baik, dan tidak mengabaikan pajak. Dengan mengelola keuangan dan pajak dengan baik, Anda bisa menjaga kelancaran dan mengembangkan bisnis Anda.
No Responses